Waled Nu: Selain Sabar dan Terbuka, Suami Istri Harus Bermusyawarah

Waled Nuruzahri Yahya (Waled Nu (kiri), bersama pengantin Teungku Abdul Hamid - Ade Putri. 


Oleh: Aidil Ridhwan*

Pernikahan merupakan salah satu sunnah Rasul. Di antara tujuannya yakni mengaplikasikan sunnah, menjaga syahwat dan juga mencari serta memperbanyak keturunan saleh.

Bahkan, lebih spesifik kelebihannya lagi yakni ibadah orang yang telah menikah tentu tidak sama derajatnya dengan orang yang belum menikah. Hal ini menunjukkan betapa agungnya menikah.

Itulah kalimat pembuka dari As-Syaikh Waled Nuruzzahri Yahya ketika berkhutbah di majelis akad Tgk. Abdul Hamid, Lc., MA., di Seulimuem, Aceh Besar, Kamis (12/08/2021).

Dalam akad itu, Waled diminta untuk memberikan khutbah kepada kedua mempelai dan para hadirin agar lebih matang dan mampu membangun rumah yang penuh sakinah mawaddah wa rahmah.

Selain hal itu, di antara tujuan menikah juga yakni untuk membangun rumah tangga baru yang sakinah (damai) mawaddah (bahagia) wa rahmah (kasih sayang). Namun, tidaklah mudahlah untuk mencapai target itu.

“Hai aneuk meutuwah, hari ini kalian akan sah jadi suami-istri. Kami berdoa semoga langgeng selalu. Agar hubungan kalian langgeng terus, ambil contoh dari pendahulu-pendahulu kalian yang sudah berhasil dalam berumahtangga.

Ketahuilah ananda-anandaku, langgeng dalam rumah tangga bukanlah karena kita punya kekayaan, harta, pangkat dan kedudukan. Hal-hal tersebut tidak menjadi pemicu kita sakinah mawaddah warahmah dalam berumah tangga,” kata Waled Nu.

“Ingatlah, bahwa langgeng pendahulu-pendahulu kalian itu karena kesabaran. Mereka selalu bersabar dalam menjalani hari-hari bersama pasagannya. Setiap kita punya masalah dalam hidup, bersabarlah ketika rumah tangga diterpa dengan badai.”

Lebih lanjut Waled mengatakan, perselisihan dan perbedaan adalah hal yang harus kita maklumkan. Itulah romantika kehidupan yang membuat manusia lebih dewasa dalam menanggapi masalah. Allah menjadikan setiap sesuatu berpasang-pasang dan berbeda-beda. Itu hal lumrah, agar  bisa menghargai perbedaan itu.

Selain sabar, Waled juga menyampaikan bahwa kesabaran tentu disertai dengan musyawarah. Ketika ada masalah baik eksternal maupun internal, maka utamakan musyawarah. Dahulukan berterus terang dan saling terbuka di antara kedua pasangan, sehingga tidak ada keraguan-keraguan yang membuat satu sama lain saling ber-suudhan.

Akad yang berlangsung di kediaman wanita itu berlangsung lancar dan dihadiri oleh perangkat desa kedua belah pihak,  KUA Kecamatan Seulimuem dan juga para tamu undangan.

Untuk diketahui, Tgk Abdul Hamid merupakan salah seorang dosen di STIS Ummul Ayman, Pidie Jaya. Saat ini penulis delapan buku ini sedang mengambil program doktoral di negara Sudan. Sementara mempelai wanita bernama Ade Putri, seorang staff pengajar  di Dayah Ummul Ayman Putri.

Barakallah fiikuma. Semoga langgeng selamanya! Tahniah, Tgk Aduen.

*)Pecinta senja yang selalu suka mengembara dalam rangkaian kata.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama