Setiap orang pasti pernah mengalami rasa bosan ataupun malas ketika melakukan suatu aktivitas. Terlebih lagi di kala menuntut ilmu di pesantren. Di Aceh, istilah ‘pesantren’ lebih akrab disebut dayah.
Saat ini saya menuntut ilmu di Dayah Ummul Ayman, Samalanga, Kabupaten Bireuen. Dayah ini di bawah pimpinan Ayahanda Syaikh Nuruzzahri bin Yahya. Khususnya di dayah, bahkan ada juga santri yang sampai merasa depresi karena ia tidak tahu bagaimana cara mencari solusi yang tepat di kala ia diterpa cobaan ataupun masalah kebosanan dan masalah-masalah lainnya.
Oleh sebab itu, ketika sedang menuntut ilmu sangatlah diperlukan hiburan atau refreshing sesaat yang bertujuan untuk dapat menyegarkan kembali pikiran santri sehingga ia dapat melanjutkan kembali rutinitasnya dan menfokuskan dirinya di kala belajar.
Di sini, saya akan membahas sedikit tentang hal-hal yang dapat dilakukan teman-teman santri yang sedang berada di dayah yang insyaallah dapat mengembalikan mood-nya sehingga kembali pula semangatnya.
Faktor kebosanan
Sebelum itu, saya terlebih dahulu menyebutkan beberapa faktor penyebab down ataupun jenuh ketika sedang menuntut ilmu. Hal ini sangatlah berdampak buruk bagi seorang penuntut ilmu apabila ia terus membiarkannya tanpa mencari solusinya.
Pertama, ujian, baik ujian sekolah ataupun ujian mengaji, karena ketika ujian sangat menguras pikiran dan tenaga, baik karena dituntut untuk bisa memahami atau karena banyaknya hafalan.
Kedua, hal yang dapat membuat seorang santri sangat membutuhkan istirahat jasmani maupun rohaninya adalah ketika dilanda banyak masalah. Masalah itu baik dari faktor internal maupun eksternal. Contoh masalah yang sering dialami seorang santri yaitu adanya kejanggalan ketika bergaul dengan kawannya, baik mungkin karena kekurangan ekonomi atau lainnya. Bagi sebagian santri, ini menjadi masalah baginya.
Namun, menurut saya, ini bukanlah masalah, karena saya mengalami sendiri bahwa di dayah ini kami saling membantu, saling peduli satu sama lain.
Faktor lain yang menjadi masalah bagi kehidupan si santri di dayah adalah karena tekanan yang dialaminya yang dipaksa untuk mondok. Kemauannya menjadi santri tidak murni dari diri sendiri, tapi karena ia menuruti kemauan kedua orang tuanya.
Faktor berikutnya adalah karena kegiatan-kegiatan yang harus dipatuhi dan dilaksanakan secara terus-menerus. Aktivitasnya monoton, itu-itu saja.
Tips agar tak jenuh
Tentunya, seorang santri ketika telah mengikuti ujian ataupun evaluasi pasti merasa lega karena sudah melewati masa masa yang menegangkan. Tapi di balik rasa lega itu pasti ada rasa penat ataupun letih, maka untuk menghilangkan rasa letih itu bagi santri sebaiknya mengerjakan hal-hal yang dapat membuatnya terhibur. Baik melakukannya secara individu seperti membaca syair ataupun bait dalam kitab dengan dipadukan irama-irama yang sesuai. Hal ini bukan hanya sekadar menghibur tapi juga sekaligus untuk mengulang kembali pelajaran yang mungkin sudah terlupakan.
Hal lain yang dapat dilakukannya adalah dengan duduk sendiri di tempat-tempat yang dapat membuat ia ceria, seperti melihat pemandangan-pemandangan yang indah.
Selain dapat menenangkan jiwa juga dapat memberikan efek positif lainnya, yaitu timbulnya rasa syukur terhadap nikmat yang telah Allah berikan kepadanya. Hiburan-hiburan tersebut juga dapat dilakukan secara bersama-sama dengan kawan akan lebih seru dan menyenangkan.
Seperti yang kami lakukan di Dayah Ummul Ayman Putri, setiap selesai ujian caturwulan mengaji, kami menunggu-nunggu masa ini, karena dari dewan guru biasanya mengadakan nonton bersama di musala. Konten-konten yang dipertontonkan sudah pasti yang memotivasi dan membangkitkan semangat para santriwati dalam belajar.
Jika si santri mengalami banyak masalah, maka saya memberi saran mengatasinya yaitu dengan cara menceritakan masalahnya tersebut kepada orang yang ia percayai, semisal kepada ustazahnya sendiri, karena gurunya itu pasti sangat mengetahui karakter muridnya.
Cara lainnya apabila seorang santri dilanda rasa malas atau sering diistilahkan dengan mager bisa juga dengan cara mencari hobi baru, yang mungkin dengan adanya hobi baru ia dapat menghibur dirinya dengan itu. Tapi usahakan untuk dapat melakukan hal hal yang lebih bermanfaat dan berdampak positif baik bagi diri sendiri maupun orang lain dan dapat mencerminkan santri yang sejati.
Saya sendiri juga sangat sering merasa bosan, malas, ataupun karena masalah yang datang bertubi-tubi. Hal yang sering saya lakukan adalah meminta dukungan, kritikan, atau nasihat dari guru dan kawan, karena menurut saya, mendengar nasihat atau membaca kalam-kalam hikmah dengan cara menghayatinya merupakan salah satu penyemangat yang sangat berharga ketika sedang menuntut ilmu.
Bagi santri yang mempunyai hobi membaca, alangkah serunya jika bergelut dengan buku di dalam perpustakaan. Di Dayah Ummul Ayman Putri juga tersedia perpustakaan. Namanya Perpustakaan Ibnu Sina, berisi buku-buku motivasi, terjemahan dari kitab-kitab Arab, juga terdapat novel-novel islami. Pustaka ini biasanya dibuka setiap Jumat pagi hingga sore hari.
Fasilitas yang disediakan juga sangat memuaskan. Fasilitas seperti AC dan lainnya membuat santriwati mau berlama-lama membaca buku. Tak hanya itu, di dalam pustaka itu juga dipamerkan berbagai jenis kerajinan tangan hasil karya santriwati. Sehingga para santri Ummul Ayman Putri sangat antusias untuk masuk ke perpustakaan tesebut sekaligus dapat menjadi sarana untuk me-refresh dan menambah wawasan santri putri.
Demikianlah sebagian hal-hal yang dapat dilakukan oleh para santri yang insyaallah dapat dijadikan solusi ketika ia mengalami masalah yang telah saya sebutkan di atas. Banyak di antara para santri karena ia tidak betah di dayah, dia pun mengambil solusi untuk pindah. Yang sebenarnya, seandainya ia bersabar dari cobaan itu maka akan ada balasan yang lebih baik, karena seperti sebuah ungkapan ‘siapa yang bersabar maka ia akan mendapat kemenangan’.
*)Siswi Kelas XI IPA 5 Madrasah Aliyah Swasta Ummul Ayman Samalanga.